Ada yang bilang Indonesia tidak akan maju, kalau orang-orang pintarnya hanya berkumpul di jakarta. Sepertinya pernyataan ini benar . Dulu, di zaman Pak Harto, orang pintar, sepertinya hanya ingin tinggal di jakarta. Banyak yang bilang, apa yang diharapkan di daerah?. Coba lihat, hal-hal ini ; sistem pemerintahanya sentralistik, tidak demokratis, semuanya diatur oleh pemerintah pusat, anggaran untuk pemda sangat kecil, mengkritisi pemerintah pusat juga susah, dll. Wajar dong orang pintar maunya di Jakarta, dekat Pak harto kali. Sama juga mahasiswa dari daerah yang senangnya minta ampun ketika di terima di UGM, Undip, Unpad, ITB, ataupun UI. Terus, habis selesai kuliah? Balik? Kayaknya ngak tuh. Hampir semuanya malah serbu jakarta. Kalupun tidak tinggal di Jakarta, karena mahal cari rumah, paling tinggal dipinggiran jakarta, itu di Depok, Tangerang ataupun Bekasi. Yah, di Jabotabek. Tapi kerjanya tetap di jakarta. Nah , akhirnya yang paling maju , Jabotabek. Inipun masih awut-awutan.
Makanya, waktu kampanye pilpres yang lalu, waktu mendengar JK bilang akan pulang kampung ke Makasar, jika kalah, wah saya senang. Bukannya, senang JK akan kalah loh. Tapi senang dengan niatnya itu. Bukannya apa-apa, karena sampai sekarang, saya belum pernah melihat dan merasakan sebuah contoh, keberhasilan pembangunan yang utuh pada satu daerah di Indonesia, apalagi kalau berharap keseluruhan di setiap daerah di Indonesia. Maksudnya, kalau belum dapat melihat secara keseluruhan, yah ada satu daerahlah yang berhasil, dan dapat dijadikan contoh. Suatu daerah, yang sama dengan yang kita lihat diluar. Masyarakat yang tertib, dengan sistem transportasi yang aman dan nyaman, sistem pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, sistem asuransi yang menyeluruh bagi rakyat, taman-taman di pojok-pojok kota, pedisiran disetiap ruas jalan, perpustakaan di setiap kelurahan, rumah sakit pemerintah disetiap kecamatan, gedung-gedung olahraga dan kreatifitas bagi anak-anak muda , pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, birokrasi yang melayani dan bertanggung jawab,dll. Intinya walaupun tidak sama, yah lebih manusiawilah. Nah, entah kenapa ,saya berharap ke sulawesi, khususnya Sulsel sekarang. Mengapa ? . Yah, karena disitu ada JK sekarang, yang mungkin dapat membagi ide-idenya dalam skala yang lebih kecil tentunya.
Nah, dari berita di media, akhirnya kita bisa lihat, JK menepati janjinya balik Ke Makasar. JK disambut warga Makasar dengan gegap gempita, walau kalah tapi tetap di sambut sebagai pahlawan. Pahlawan demokrasi, kata mereka. Soal ini, tentu bukan hanya orang Sulawesi, tapi juga orang Indonesia di bagian pulau yang lainnya, juga mengakui, si "lebih cepat lebih baik" memang orang yang demokratis.
kalau orang Sulawesi, menyambut gempita JK, tentu bukan tanpa ada sebabnya. Mereka pasti kangen, dan juga bangga. Kangen mungkin karena lebih dari 10 tahun ini, tepatnya setelah jaman reformasi, kehidupan JK diabadikan untuk kepentingan nasional, mulai dari kepala Bulog jaman Gusdur, Menko Kesra jaman Megawati, sampai wakil presiden jaman SBY, tentu prioritasnya skalanya Indonesia kan?. Bangga, karena prestasi Jk selama menjabat, diakui oleh masyarakat, apalagi pas menjabat wakilnya SBY, sehingga ada tokoh masyarakat yang menyebutnya sebagai" The Real President". Walaupun JK, membetulkan, katanya yang benar yang benar adalah "The Real vice President", untuk membandingkan peranannya dengan wakil presiden yang lain yang hanya sebagai"ban serep" dari presiden-presiden sebelumnya.
kalau orang Sulawesi, menyambut gempita JK, tentu bukan tanpa ada sebabnya. Mereka pasti kangen, dan juga bangga. Kangen mungkin karena lebih dari 10 tahun ini, tepatnya setelah jaman reformasi, kehidupan JK diabadikan untuk kepentingan nasional, mulai dari kepala Bulog jaman Gusdur, Menko Kesra jaman Megawati, sampai wakil presiden jaman SBY, tentu prioritasnya skalanya Indonesia kan?. Bangga, karena prestasi Jk selama menjabat, diakui oleh masyarakat, apalagi pas menjabat wakilnya SBY, sehingga ada tokoh masyarakat yang menyebutnya sebagai" The Real President". Walaupun JK, membetulkan, katanya yang benar yang benar adalah "The Real vice President", untuk membandingkan peranannya dengan wakil presiden yang lain yang hanya sebagai"ban serep" dari presiden-presiden sebelumnya.
Posisi Jk, yang kuat di Sulawesi selatan, baik itu sebagai mantan wakil presiden, mantan ketua umun partai besar dan seorang pengusaha sukses, pasti lebih kuat dari seorang gubernur Sulsel sekalipun. Memanfaatkan kemampuan JK, bagi keberhasilan pembangunan di sulawesi umumnya dan sulsel khususnya sangat penting. Ini kesempatan emas saya pikir setelah JK melanglang buana di tingkat nasional. Bukan untuk membatasi JK, tapi sangat penting sekali jika JK benar-benar fokus pada satu daerah yang lebih kecil, untuk tujuan yang sangat besar. Menjadikan Sulawesi, khususnya Sulsel di zaman otonomi daerah ini, sebagai tempat berkiprahnya ide-ide JK yang selama ini ada dalam pemikirannya. Mengapa? Karena saya yakin ,Kita, sebenarnya membutuh contoh, dalam skala sekecil apapun, bagaimana pembangunan seharusnya bisa benar-benar memberikan suatu manfaat bagi rakyatnya. Jika, kita susah melihat dalan skala yang besar, sebagai sebuah bangsa, Indonesia, merupakan sebuah kebahagian, yang teramat besar jika kita bisa melihatnya, walaupun itu dalam ukuran lingkup pemrintahan yang lebih kecil.
kemampuan JK yang teruji selama membantu SBY, sebagai wakil presiden, untuk saat ini perlu ditunjukan lagi di sulawesi, khususnya Sulsel. Saya percaya bahwa kemajuan Indonesia, di era otonomi daerah ini, dimana sistem yang sentralistik telah ditinggalkan, akan sangat ditentukan oleh, kemajuan -kemajuan yang dicapai oleh daerah. Kemajuan di Indoesia adalah rangkaian keberhasilan pemerintah daerah.
Akan sangat menarik jika suatu saat, Jakarta sebagai sebuah propinsi yang juga ibukota negara akan menjadikan sulawesi sebagai tempat untuk belajar dan juga bersaing bagaimana sebuah pembangunan dikelola. Akan sangat menawan, jika orang-orang Indonesia pergi ke Makasar daripada ke singapura atapun kuala lumpur, karena kenyaman dan keindahannya sama. Bisa?

Akan sangat disayangkan, bila JK yang mempuyai pengalaman birokrasi nasional, tokoh, dan pengusaha besar tidak dimanfaatkan. Saya yakin, selama ini JK pasti telah memberikan perhatian yang besar bagi tanah kelahirannya, tapi mungkin waktunya habis untuk menyelesaikan hal yang bersifat nasional. Saya,walaupun bukan orang sulawesi, yakin, dengan baliknya JK ke tanah kelahiranya, Sulawesi, sulsel khususnya akan maju dalam 5 tahun ke depan. Melewati Medan juga Surabaya. kalau tidak?. Bingung saya, kan ada Pak JK dengan ide-idenya yang bagus, juga ada masyarakat Sulsel yang sangat bersemangat, apalagi dijaman otonomi daerah, dimana orang daerah bisa bebas berinisiatif dan berkreasi. Sekali lagi, Saya dan mungkin juga masyrakat Indonesia yang lain, butuh satu contoh keberhasilan pembangunan yang utuh, walaupun itu dengan merangkai dari simpul-simpul yang kecil. Tanpa melupakan jakarta, sebagai ibukota negara, sepertiny kita tidak perlu terus menerus menghabiskan energi hanya untuk memandangi sepak terjang Istana dan para punggawanya.
catatan: gambar di ambil dari google
No comments:
Post a Comment