Friday, 28 August 2009
3 hukum kepemimpinan
Kemampuan kepimpinan adalah hal yang penting untuk diketahui oleh semua orang, dengan kemampuan kepimpinan, kita tidak hanya dapat memimpin diri kita, tapi juga orang lain dalam sebuah organisasi. Apakah kempuan kepemimpinan hanya hak dari orang-orang tertentu saja?. Tidak. Kemampuan kepemimpinan milik semua orang. Tidak semua orang akan menjadi pemimpinan besar, tetapi semua orang dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinannya menjadi lebih baik. mengapa kita harus meningkatkan kemampuan kepemimpinan kita?, Karena kemapuan kepemimpinan akan menjadi batasan yang menentukan tingkat efektifitas seseorang. Semakin rendah tingat kemampuan kepemimpinan seseorang semakin rendah batas potensinya, semakin tinggi tingakat kemampuan seseorang semakin besar tingkat efektifitasnya dalam memimpin.kalau kemampuan kepemimpinan kita 3, batas efektifitas kita tidak lebih dari 2, kalau kemampuan kepemimpinan kita 7, batas efektifitas kita tidak akan lebih dari 6.Kesuksesan tanpa kemampuan kepemimpinan hanya akan menjadi batasan untuk mencapai kesuksesan yang lebih tinggi, kenapa? karena efektifitas kita tidak mencapai level tertinggi.
Karena kita memahami pentingnya kemampuan kepemimpinan, maka kita harus belajar tentang kepemimpinan. Untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan ini, diperlukan sebuah proses dalam hidup, kita tidak dapat meningkatkan kemampuan hanya dalan sehari. Memerlukan sebuah proses yang panjang, ketekunan dan keuletan untuk memahaminya. Hukum proses dalam kepemimpinan menyatakan bahwa kepemimpinan dikembagkan setiap hari, tidak setiap hari. Meningkatkan kesuksesan dalam kepemimpinan, sama seperti menananamkan kesuksesan dalam bursa saham. kesuksesan tidak dalam satu hari, kalau anda ingin meraih keuntungan di bursa saham dalam sehari lupakanlah. Butuh keuletan, kedisiplinan untuk memperoleh kesuksesan di bursa, tidak hanya mengandalkan naluri perjudian, anada akan hancur. kesuksesan kita dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan kita, tdapat kita temukan dalam jadwal kita sehari-hari. para pemimpinan yang sukses adalah orang yang mau belajar. Dan proses belajar itu terjadi terus menerus, hasil dari disiplin dan ketekunan diri.
selanjutnya apa yang harus kita ketahui tentang kepemimpinan. Kita masuk pada defenisi kepemimpinan. kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Titik. Sederhana dan jelas. yah kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Untuk menjadi seorang pemimpin kita harus memiliki PENGARUH. tanpa pengaruh kita tidak akan dapat mengarahkan, menggerakan seseorang. kalau kita ingin melakukan sebuah perubahan terhadap organisasi, maka orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut adaah orang-orang yang kita dapat "pegang" dengan pengaruh kita. Inilah yang kita kenal dengan hukum pengaruh dalam kepemimpinan. Kepemimpinan adalah pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang.Sekarang yang menjadi masalah dari mana pengaruh kita bersumber?. Apakah kita hanya mengandalkan posisi, jabatan yang kita memiliki untuk mempengaruhi orang lain?. tentu tidak. Kita harus meningkatkan pengaruh kita lebih dari itu, maka sangat penting sekali kita mengetahui bagaimana cara kerja sebuah pengaruh, karena dengan tingkat pengaruh kita yang tinggi, bukan saja memimpin menjadi lebih muda tetapi orang pun akan senang dan yakin mengikuti kita. Bagaimana cara kerja pengaruh, dan bagaimana kita dapat meningkatkan tingkat pengaruh kita, akan kita bahas dalam tulisan yang lain.
Wednesday, 26 August 2009
Langkah awal menjadi pemimpin
Di Indonesia apalagi, banyak sekali orang yang ingin menjadi pemimpin atau teriak bahwa ia seorang pemimpin, tetapi sikap, cara berfikir dan tindakannya jauh dari kriteria seorang pemimpin.
Meningkatkan kemampuan kepemimpinan kita sangat penting, karena kemampuan kepemimpinan kita, baik itu rendah maupun tinggi yang akan menentukan tingkat efektifitas kita sebagai seorang pemimpin. Hukum keterbatasan, dari Jhon Maxwell menyatakan, kemampuan kepemimpinan adalah batasan yang menentukan tingkat efektifitas seseorang dalam memimpin. Semakin rendah kemampuan kepemimpinan seseorang, semakin rendah batas potensinya, sebaliknya semakin tinggi kemampuan kepemimpinan seseorang akan semakin tinggi tingkat efektifannya dalam memimpin. Kalau Kemampuan kepemimpinan kita 3, maka efektifitas kita dalam memimpin tidak lebih dari 2, kalau kemampuan kepemimpinan kita 8, maka efektifitas kita dalam memimpin tidk lebih dari 7. Ini yang harus dipahami.
Meningkatkan kemampuan kepemimpinan kita tidak dapat dilakukan secara cepat. meningkatkan kemampuan kepemimpinan seperti berinvestasi, di dalam pasar saham. kalau kita ingin cepat mendapat untung dalam sehari, lupakanlah. Kepemimpinan dikembangkan setiap hari, Tidak dalam sehari. Inilah makna dari hukum proses dalam kepemimpinan. semangat perbaikan dalam diri adalah hal yang utama.
Langkah pertama dan terpenting untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan kita terhadap orang lain adalah memperbaiki diri kita sendiri, memimpin diri kita. Kita tidak dapat memimpin anak, istri, kakak, adik, ayah, ibu, maupun orang lain kalau kita tidak dapat memimpin diri kita sendiri. Kita tidak mungkin memimpin orang lain pada saat kita buruk dalam bersikap, semrawut dalam berfikir dan lamban dalam bertindak. Langkah awal untuk menjadi seorang pemimpin adalah dengan memperbaiki sikap, cara berfikir dan tindakan kita. Tanpa mampu merubah diri kita, tidak mungkin kita mampu merubah orang lain. Satu cara terbaik, agar kita mampu merubah diri kita, kata ajaib yang harus kita tanamkan adalah DISIPLIN. Untuk mulai belajar disiplin lakukan padahal-hal yang terkecil terlebih dahulu, dalam hidup kita sehari-hari.Yah dalam hidup kita sehari-hari.
Tuesday, 25 August 2009
Pak Dirman
Sudirman, namun ia menjadi tokoh yang sangat terkenal bagi bangsa ini?Mengapa ia memiliki pengaruh, pengikut yang begitu banyak yang membantu perjuangannya?. Jawabanya karena pak Dirman seorang pemimpin. Kelemahan fisiknya tidak mempengaruhi semangat perjuangannya, mengapa beliau begitu semangat, jawabanya pasti satu, karena impian seorang sudirman akan kemerdekaan bangsa Indonesia, impian itulah yang harus diwujudkan. dan ia mencontohkan itu kepada anak buahnya yang terus mengikuti kemana arah Pak Dirman bergerak.
Thursday, 13 August 2009
Mencari “Mutiara” Diantara Pemimpin Lokal
Kalau kita meragukan akan lahirnya pemimpin yang unggul pada tingakat nasional saat ini, sepertinya kita dapat berharap pada kepemimpinan tingkat lokal di Indonesia. Mengapa?. Jawabanya sederhana, perebutan kekusaaan di tingakat nasional hanya memperebutkan satu kekuasaan yaitu presiden. Bandingkan perebutan kekuasaan di tingkat lokal, 33 propinsi untuk posisi 33 Gubernur, 349 kabupaten untuk posisi 349 Bupati, dan 91 kota untuk posisi 91 Walikota. Mana probabilitas yang memungkinkan lahirnya pemimipin unggul?. Jelas ada di kepemimpinan lokal. Presiden hanya satu, pilihannya gagal atau berhasil. Kalau 33 Gubernur, 349 Bupati, 91 Walikota semuanya gagal, rasanya tidak mungkin, minimal 10 % dari mereka akan menjadi pemimipin yang unggul. Hitung saja sendiri berapa 10 % dari jumlah itu. Kalau semuanya gagal?. Tidaklah, masa kita salah memilih 473 pemimpin secara langsung. Kalau tidak ada?. Bangsa ini dalam BAHAYA BESAR.
Kalau kemarin pilihan kita gagal dalam perebutan kekuasaan presiden, tidak perlu resah. Masih banyak stok-stok kepemimpinan lokal yang akan membuat kita bangga sebagai rakyat Indonesia, yakinlah 5-10 tahun ke depan kita akan melihat sebuah kota yang lebih baik dari Jakarta, sebuah kota yang tertib masyarakatnya, nyaman sistem transportasinya, bagus sistem kesehatan dan pendidikannya.
Dalam 5-10 tahun ke depan, kita akan melihat, munculnya seorang pemimpin lokal yang berpengaruh, bervisi dan membawa perubahan. Itu ada di kota saya atau mungkin anda. Kalau ada di kota anda tolong beritahu saya, kita pantau dia, kita angkat dia, mudahan-mudahan kepemimpinannya berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi. Ingat jangan hanya mengandalkan kepemimpinan di tingkat pusat untuk memperebutkan kekuasaan di tingkat nasional, apalagi mereka terbukti gagal. Apalagi sepertinya stok mereka akan habis tahun 2014 nanti. Ingat loh, pemimpin lokal yang UNGGUL yang melihat lebih banyak daripada yang dilihat orang lain, yang melihat lebih jauh daripada yang dilihat orang lain dan melihat sebelum yang lain melihatnya. Di Amerika pun ini pernah terjadi, bukankah presiden Bill Clinton sebelumnya gubernur Arkansas.
Rizaldy
Tuesday, 11 August 2009
Rendra, sang pemimpin
Susah bagi saya untuk memberikan penilaian bagi orang lain, kecuali untuk sosok-sosok tertentu. Sosok Rendra begitu luar biasa, idealis, tegas dan berani. Karya-karya puisinya, perlawanan-perlawanan kata-katanya begitu mengugah, inspiratif dan berpengaruh. Kata orang, Rendra adalah sosok yang tidak pernah memakai topeng, apa adanya terhadap kekurangan dan kelebihan dirinya, orang yang tidak pernah menyodorkan diri terhadap pergantian-pergantian kekuasaan di republik ini.
Bagi saya, walaupun Rendra seumur hidupnya tidak pernah memegang jabatan-jabatan formal apapun, ia adalah seorang pemimpin. Menurut Jhon C Maxwell, pakar kepemimpinan modern, pemimipin adalah adalah orang yang memiliki PENGARUH terhadap orang lain. Pengaruh Rendra begitu luas , khususnya terhadap anak-anak muda di negeri ini. Kalau kita, ingin membayangkan lebih jauh misalnya; seperti Ibu Teresa yang pengaruhnya begitu luar biasa, ketika pengaruhnya membuat banyak orang menjadi pengikutnya. Ingat, walaupun tanpa embel-embel jabatan yang melekat dipundaknya.
Orang tentu tidak akan memiliki pengaruh begitu saja ke orang lain, tanpa melakukan perbuatan nyata, perbuatan nyata ibu Teresa adalah melayani orang miskin di Calcutta, India sepanjang hayatnya. Perbuatan nyata Rendra adalah menyuarakan keadilan dan kebenaran sepanjang hidupnya. Ketika rendra bersuara yang ia tuntut hanya satu PERUBAHAN. Perubahan untuk masa depan anak-anak bangsa, bukan untuk anaknya dan pribadinya. Orang yang mampu, menanamkan makna perubahan dalam pikiran dan tindakannya adalah orang yang memiliki VISI. Orang yang memiliki visi adalah seorang PEMIMPIN.
Yokohama, 7-8-2009
Sajak Sebatang Lisong
menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka
matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak – kanak
tanpa pendidikan
aku bertanya
tetapi pertanyaan – pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis – papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan
delapan juta kanak – kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
……………………..
menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana – sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan
dan di langit
para teknokrat berkata :
bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
gunung – gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat
protes – protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam
aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair – penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
dan delapan juta kanak – kanak tanpa pendidikan
termangu – mangu di kaki dewi kesenian
bunga – bunga bangsa tahun depan
berkunang – kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta – juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
……………………………
kita mesti berhenti membeli rumus – rumus asing
diktat – diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa – desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan
Kepemimpinan Layang-Layang
Kepemimpinan menurut Agung seperti bermain layang-layang, menarik dan mengulur. Berkaitan dengan posisi kita sebagai pemimpin, terhadap orang yang kita pimpim, maka kita harus tahu kapan waktunya mengulur, kapan waktunya menarik. Kapan kita memberikan kebebasan kepada mereka untuk bergerak dengan ide mereka, kapan waktunya kita memberikan arahan. Karyawan tidak akan produktif jika terus diawasi dianggap seperti orang bodoh, tetapi berbahaya pula bila dibiarkan tanpa arahan. Terlalu ditarik layang-layang akan jatuh ditanah, terlalu diulur akan lepas ke awan.
Menurut Agung, agar layang-layang dapat terbang sesuai tujuan, maka seorang pemimpin harus tahu arah angin yang mampu menerbangkan layang-layang tinggi, kalau seorang pemimpin tidak tahu arah angin, layang-layang tidak akan terbang, hanya seonggok kertas dan kayu tipis berbujur.
Melekatkan model kepemimpin ini didalam kepala kita tentu tidak susah, siapapun kita di dunia ini, tampaknya tidak ada yang tidak mengenal permainan layang-layang, semua kita bisa memainkan layang-layang. Tapi, menarik-ulur layang-layang tentu berbeda dengan menarik ulur manusia, dinamikanya bukan antara satu benda hidup dengan benda mati, tapi benda hidup dengan benda hidup, begitu dinamis. Ada 2 prasyarat yang harus dipenuhi agar menarik-ulur manusia seperti mudahnya menarik layang-layang. Pertama manusia yang akan kita tarik ulur dalam dinamika kepemimpina kita harus kita tempatkan sebagai aset yang paling berharga, dalam organnisasi kita. Mereka harus terus dikembangkan kecerdasannya; kecerdasan intelektual, emotional dan spiritualnya. Agar mereka memiliki kemampuan teknis, keseimbangan jiwa dan pemahaman nilai-nilai yang positif. Kedua, kita sebagai pemimpin. Tidak akan mungkin, orang mau kita tarik-ulur (pengaruhi) kalau kita di mata mereka, bukan “siapa-siapa”. Siapa disini, tidak mengacu pada jabatan yang melekat pada diri kita, tapi mereka tahu tentang kapasitas kita , tahu tentang apa yang telah, sedang dan akan kita perbuat untuk mereka, tahu tentang visi kita, tahu tentang perubahan-perubahan yang akan kita lakukan dan tahu keuntungan yang akan mereka peroleh bersama kita.