You can't change anyone. You can't change your father, your mother, your wife, your brother, your sister, your son, your doughter,not even your boss!. Change yourself first!. Anonymous

Tuesday, 11 August 2009

Rendra, sang pemimpin

Pagi ini, begitu mengejutkan beritanya “ Sang burung Merak” WS Rendra meninggal dunia. Walaupun nasib manusia di tangan kuasa, sama seperti Mbah Surip sahabat Rendra yang meninggal di masa ketenarannya berita ini sangat mengejutkan.
Susah bagi saya untuk memberikan penilaian bagi orang lain, kecuali untuk sosok-sosok tertentu. Sosok Rendra begitu luar biasa, idealis, tegas dan berani. Karya-karya puisinya, perlawanan-perlawanan kata-katanya begitu mengugah, inspiratif dan berpengaruh. Kata orang, Rendra adalah sosok yang tidak pernah memakai topeng, apa adanya terhadap kekurangan dan kelebihan dirinya, orang yang tidak pernah menyodorkan diri terhadap pergantian-pergantian kekuasaan di republik ini.

Bagi saya, walaupun Rendra seumur hidupnya tidak pernah memegang jabatan-jabatan formal apapun, ia adalah seorang pemimpin. Menurut Jhon C Maxwell, pakar kepemimpinan modern, pemimipin adalah adalah orang yang memiliki PENGARUH terhadap orang lain. Pengaruh Rendra begitu luas , khususnya terhadap anak-anak muda di negeri ini. Kalau kita, ingin membayangkan lebih jauh misalnya; seperti Ibu Teresa yang pengaruhnya begitu luar biasa, ketika pengaruhnya membuat banyak orang menjadi pengikutnya. Ingat, walaupun tanpa embel-embel jabatan yang melekat dipundaknya.

Orang tentu tidak akan memiliki pengaruh begitu saja ke orang lain, tanpa melakukan perbuatan nyata, perbuatan nyata ibu Teresa adalah melayani orang miskin di Calcutta, India sepanjang hayatnya. Perbuatan nyata Rendra adalah menyuarakan keadilan dan kebenaran sepanjang hidupnya. Ketika rendra bersuara yang ia tuntut hanya satu PERUBAHAN. Perubahan untuk masa depan anak-anak bangsa, bukan untuk anaknya dan pribadinya. Orang yang mampu, menanamkan makna perubahan dalam pikiran dan tindakannya adalah orang yang memiliki VISI. Orang yang memiliki visi adalah seorang PEMIMPIN.

Yokohama, 7-8-2009


Sajak Sebatang Lisong

menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka

matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak – kanak
tanpa pendidikan

aku bertanya
tetapi pertanyaan – pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis – papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan

delapan juta kanak – kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
……………………..

menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana – sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan

dan di langit
para teknokrat berkata :

bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor

gunung – gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat
protes – protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam

aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair – penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
dan delapan juta kanak – kanak tanpa pendidikan
termangu – mangu di kaki dewi kesenian

bunga – bunga bangsa tahun depan
berkunang – kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta – juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
……………………………

kita mesti berhenti membeli rumus – rumus asing
diktat – diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa – desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata

inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan

RENDRA ( ITB Bandung – 19 Agustus 1978 )

No comments:

Post a Comment