You can't change anyone. You can't change your father, your mother, your wife, your brother, your sister, your son, your doughter,not even your boss!. Change yourself first!. Anonymous

Thursday, 17 September 2009

Kesadaran bersama

http://hermit777.com/wp-content/uploads/2009/04/kesadaran.jpg

Di sebuah negara besar kita hidup. Sebuah negara yang mengalami masa perjuangan panjang untuk merebut harga dirinya, martabat dan hak-hak yang harus dimilikinya sebagai sebuah bangsa. Perjuangan yang panjang dari para pejuang, yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk sebuah kesucian tindakan. Ribuan bahkan mungkin jutaan jiwa yang harus terhempas dari kehidupan nyata. Tuhan maha tahu, Tuhan maha mendengar, siapa yang pantas berada ditanah besar itu.Tekad, keikhlasan dan perjuangan yang panjang, telah mendapat persetujuan dari sang pencipta untuk mendaptkan hasilnya. Sebuah kemerdekaan, akhirnya dicapai.
Rahmat terbesar bagi bangsa yang bernama Indonesia ini adalah kemerdekaan. hari-hari selanjutnya, setelah orang-orang yang tidak sepantasnya pergi dari tanah besar ini, kita menjadi penghuni yang merdeka, seharusnya.

Ketika kemerdekaan telah ditangan, dengan tekad untuk kesejahteraan dan kejayaan bangsa, hari-hari kita penuh tantangan. Tantangan yang begitu besar untuk merubah kemiskinan menjadi kemakmuran, kebodohan menjadi kepandaian, yah mengubah segala sesuatu yang tidak pantas menjadi pantas. mengubah sebuah negara yang di hina, karena terjajah menjadi sebuah negara terhormat.

Menjadikan negara ini terhormat, ternyata tidak semudah yang dicita-citakan. Ketika rejim berganti rejim, ketika sukarno dengan segala kelebihan dan kekurangannya, berganti dan bergulir ketangan Suharto, ketika Suharto dengan segala kelebihan dan kelemahannya harus mundur , ketika kita mendapatkan zaman besar yang kita sebut zaman reformasi.Ketika nyawa-nyawa mahasiswa harus melayang, ketika kekacauan melanda negeri ini ditahun 1998, apa yang seharusnya kita petik dari semua ini?.

Ketika tuhan mengizinkan bangsa ini, untuk dilelola oleh orang yang sepantasnya tentulah Tuhan tahu, bahwa mereka bukan saja berhak atas tanah itu, tetapi juga Tuhan tentu tahu, bahwa bangsa itulah yang akan membuat kemajuannya sendiri.


Nyatanya kesadaran kita, akan kerelaan Tuhan untuk memberikan tanah besar ini, tidak kita ketahui. Kesadaran kita masih semu, sebagai sebuah bangsa. Kesadaran kita ternyata hanyalah kesadaran pribadi, yang hanya berpihak kepada kesenangan kita sendiri. Kita, tampaknya selalu meletakan kenyamanan kita, kepentingan kita diatas segala-galanya. Demi kenyamanan pribadi, mata kita tertutup. Demi kenyamanan pribadi kita bersedia merusak orang lain Demi kenyamanan pribadi kita bersedia berkelahi di panggung yang luas ini.Demi kenyamanan pribadi, lihatlah mereka para penyelengara-penyelengara negara, yang seharusnya memimpin negeri ini, saling menjebak, menjatuhkan dan menghancurkan di hari-hari ini.

Yah tuhan, di bulan yang penuh hikmah ini, berikan kami pemimpin yang mampu membangun kesadaran bersama bagi kami. Pemimpin yang mencontohkan, pemimpin yang mampu membuang kenyamanannya pribadi demi kenyamanan seluruh rakyat Indonesia.

No comments:

Post a Comment